Pimpin Upacara Hari Kebangkitan Nasional, Wabup Kutim Paparkan Sejarah Kepemudaan

Advertorial, Daerah772 Dilihat

KUTAI TIMUR – Wakil Bupati (Wabup) Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur, Kasmidi Bulang memimpin peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Dalam peringatan itu, Kasmidi Bulang memaparkan peran Budi Utomo sebagai pergerakan Nasional menuju Kemerdekaan Indonesia.

“Organisasi Budi Utomo lahir dari sekumpulan pemuda yang mendambakan Kemerdekaan Indonesia atas penjajahan Belanda. Para pemuda, yang merupakan dokter dan calon dokter itu lalu berkumpul dan melahirkan organisasi Budi Utomo,” ucapnya, Senin (20/5/2024).

Organisasi yang berdiri pada 20 mei 1908 ini juga menjadi cikal bakal lahirnya organisasi kepemudaan lainnya dan punya cita-cita sama, yakni kemerdekaan Indonesia.

“Lebih dari seabad yang lalu, tepatnya pada tanggal 20 mei 1908, lahir organisasi Budi Utomo yang di masa itu telah menumbuhkan bibit bagi cita-cita mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Hari berdirinya Budi Utomo inilah yang kelak menjadi simbol dari kebangkitan Nasional yang kita rayakan pada hari ini,” ungkapnya

Lebih jauh ia menjelaskan, kehadiran Budi Utomo menyadarkan pemuda Indonesia tentang pentingnya Pendidikan, serta perjuangan meraih kemerdekaan tidak melulu mengangkat senjata, melainkan juga bisa melalui pendidikan tinggi.

“Embrio Indonesia lahir dari kemajuan modern dan pencerahan dari kaum muda yang berpendidikan yang tidak kehilangan identitas keindonesiannya,” paparnya

Embrio Indonesia lahir dari keragaman pikiran para kaum muda sebagai embrio bangsa di tangan kaum muda terdidik. Menurutnya, kemerdekaan hanya bisa dicapai jika manusia setara dan bebas.

“Inilah cita-cita kemerdekaan dan kebebasan dirumuskan dan diperjuangkan para pahlawan. Manusia yang bebas dan setara hanya dimungkinkan jika manusia tersebut terpelajar dan berpendidikan, dari merekalah semangat kebangkitan Nasional lahir,” tuturnya

Kebangkitan Nasional merupakan penanda lahirnya zaman baru pencetus cara berpikir baru, semangat kebangkitan Nasional merumuskan kemerdekaan sebagai wahana memperjuangkan kedaulatan dan kemuliaan manusia.

Kasmidi menuturkan bahwa Apa yang digagas Budi Utomo dan para embrio bangsa kemudian dirumuskan Bung Karno sebagai jembatan emas. Kemerdekaan dinyatakan Bung Karno sebuah jembatan emas yang akan membawa bangsa Indonesia menikmati kehidupan sejahtera lahir dan batin di atas tanah sendiri.

“Bung Karno juga menekankan bahwa di ujung jembatan emas akan selalu ada kemungkinan yang dapat membawa Indonesia menuju kebaikan atau sebaliknya dalam bahasa Bung Karno bahagia bersama atau menangis bersama,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *