DLH Kutai Timur Bakal Kerja Sama dengan KPC Bangun TPA Baru

Advertorial, Daerah650 Dilihat

KUTAI TIMUR – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menunjukkan komitmen serius dalam mengatasi masalah sampah di daerahnya. Kepala DLH Kutim, Armin Nazar, melalui Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Sugiyo, menyatakan bahwa meskipun pihaknya telah bekerja maksimal, masalah sampah sangat bergantung pada mindset atau pola pikir masyarakat.

Sugiyo mengungkapkan bahwa DLH telah bekerja sama dengan PT Kaltim Prima Coal (KPC) untuk membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Namun, meskipun upaya ini sudah dilakukan, efektivitasnya masih belum maksimal.

“Kita punya TPST yang dibangun oleh KPC, itu pun juga belum efektif sekali. Walaupun kita sudah berupaya. Karena semuanya tergantung dari mindset kita,” kata Sugiyo kepada indeksmedia beberapa waktu lalu.

Ia juga menyatakan bahwa meskipun motivasi dan semangat telah diberikan kepada teman-teman di DLH, masalah sampah tetap menjadi tantangan besar. Namun, Sugiyo mencatat adanya kemajuan dalam pengelolaan sampah di kota.

“Alhamdulillah, dari sumber sampai akhir, untuk tahun ini yang dari sumber dan di kotanya kelihatan bagus,” lanjutnya.

Salah satu kendala utama yang dihadapi DLH adalah kapasitas tempat pembuangan akhir (TPA) yang sudah penuh. Oleh karena itu, DLH berencana untuk kembali bekerja sama dengan PT KPC untuk membangun TPA baru.

“Kondisinya sudah penuh dan kita berinovasi lagi untuk membuat TPA baru bekerja sama dengan KPC,” tutur Sugiyo.

Saat ini, DLH dan KPC sedang dalam proses legalitas lahan dan tata ruang untuk pembangunan TPA baru. Sugiyo menambahkan bahwa diskusi lebih lanjut akan dilakukan dengan KPC dan pimpinan DLH untuk memperjelas tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam proyek ini.

Lebih lanjut, Sugiyo mengungkapkan bahwa salah satu penilaian Adipura untuk Kutim masih menunjukkan kekurangan TPA yang optimal.

“Hasil penilaian Adipura di tahun 2023 menunjukkan bahwa kita masih kekurangan TPA yang optimal. Dari sisi lindinya belum terkelola, open dumping, sumur pantau tidak bisa dipantau, sehingga penilaian jatuh di TPA-nya. Kalau yang lain-lainnya sudah cukup bagus,” tandas Sugiyo.

Dengan kerjasama ini, diharapkan masalah sampah di Kutai Timur dapat diatasi dengan lebih baik, sehingga mendukung kebersihan dan kenyamanan lingkungan bagi masyarakat setempat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *