Disdikbud Tindaklanjuti Instruksi Bupati Kutim: Dua Buku Sejarah dan Pembangunan Museum

Advertorial955 Dilihat

KUTIM – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Timur mulai menindaklanjuti instruksi Bupati Kutim, H. Ardiansyah Sulaiman yang meminta perangkat daerah menggali lebih dalam sejarah, kebudayaan, serta warisan lokal yang selama ini belum terdokumentasi secara optimal.

Arahan tersebut langsung dijawab melalui serangkaian program yang dipersiapkan untuk tahun anggaran mendatang.

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kutim, Padliansyah, menjelaskan bahwa pemerintah daerah menempatkan sektor kebudayaan sebagai bagian penting dari pembangunan identitas daerah.

Salah satu langkah konkretnya adalah penyusunan dua buku yang akan mulai dikerjakan tahun depan.

“Tahun depan ada dua buku yang kami anggarkan. sejarah kebudayaan Islam di Kutai Timur dan kedua perkembangan sejarah budaya yang ada di Kutai Timur,” ujarnya.

Tak hanya dokumentasi tertulis, Disdikbud juga bergerak pada aspek infrastruktur kebudayaan.

Gedung kesenian menjadi salah satu prioritas yang kini sudah dikomunikasikan dengan pemerintah pusat. Menurut Padliansyah, kementerian memberikan sinyal positif asalkan daerah menyiapkan kebutuhan dasar seperti lahan.

“Gedung kesenian itu sudah kami konsultasikan ke kementerian. Kalau kementerian yang penting siapkan lahan dan sebagainya, lalu mereka tindaklanjuti,” jelasnya.

Sementara itu, rencana pembangunan museum sempat tertunda tahun ini karena kebijakan efisiensi anggaran. Namun hal itu dipastikan tidak berlanjut tahun depan.

“Tahun depan ini sudah kami masukkan anggaran museum sebesar Rp 2,5 miliar. Insya Allah tahun depan sudah tidak terpending lagi,” kata Padliansyah.

Dia menambahkan Disdikbud juga telah berkonsultasi dengan kementerian terkait kemungkinan pembangunan museum baru.

Namun pemerintah pusat memastikan tidak ada alokasi anggaran untuk pembangunan dari nol, melainkan hanya untuk revitalisasi museum yang sudah ada.

“Kita juga konsultasi ke kementerian untuk dibangunkan museum, ternyata tidak ada anggaran untuk pembangunan museum baru. yang ada dana DAK untuk revitalisasi. Untuk itu kami didorong untuk didaftarkan museum yang ada, semoga awal Januari sudah ada penamaan museum dan kita akan mengaktifkan kembali yang ada di galeri,” tegasnya.

Serangkaian langkah ini menjadi jawaban konkret pemerintah daerah atas instruksi Bupati Kutim yang ingin agar kekayaan budaya lokal tidak hilang seiring modernisasi dan perubahan zaman. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *