Bupati Kutim Tanam Padi Terapung dan Lepas Ikan Bensaian, Inovasi Pertanian Perdana di Bengalon

Kutai Timur3 Dilihat

BENGALON – Sebuah terobosan baru di dunia pertanian hadir di Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, melakukan penanaman perdana padi terapung sekaligus pelepasan ikan bensaian di lahan milik warga RT 05, Desa Tepian Langsat, Kecamatan Bengalon, Senin (21/7/2025).

Inovasi ini merupakan yang pertama kalinya diterapkan di wilayah Kutim. Dengan memanfaatkan teknologi pertanian terpadu, uji coba ini menjadi harapan baru bagi ketahanan pangan daerah, khususnya di wilayah dengan lahan terbatas namun memiliki potensi air yang melimpah.

“Ini sepertinya yang pertama untuk Kutim, dan masih berupa uji coba atau demplot. Kita gunakan media styrofoam yang dialasi pot berisi tanah sebagai tempat tumbuh padi,” terang Bupati Ardiansyah.

Menariknya, padi ditanam di media apung, sementara di sekelilingnya dilepaskan ikan bensaian yang hidup berdampingan dengan akar tanaman.

Konsep ini tidak hanya efisien secara ruang, tetapi juga mendukung ekosistem berkelanjutan.

“Ikan akan mendapatkan nutrisi dari akar-akar padi, dan mudah-mudahan metode ini berhasil. Ini bisa menjadi solusi inovatif untuk wilayah pertanian yang tidak memiliki cukup lahan,” kata Bupati dengan penuh optimisme.

Lebih jauh, Bupati Ardiansyah menegaskan bahwa pendekatan pertanian seperti ini adalah langkah luar biasa yang harus terus dikembangkan sebagai alternatif dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan keterbatasan lahan.

Sementara itu, Kepala Desa Tepian Langsat, Zeky Hamzah, menyambut baik dan mengapresiasi kehadiran langsung Bupati dalam peresmian demplot tersebut.

“Kami sangat berterima kasih kepada Bupati. Kehadiran beliau memberikan semangat bagi kami untuk terus maju dan berinovasi,” ujar Zeky.

Ia berharap, program padi terapung dan budidaya ikan ini tidak berhenti sampai di tahap uji coba saja, melainkan mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah untuk dikembangkan secara luas.

“Kami butuh dukungan agar program ini bisa terus berlanjut dan menjadi sumber ekonomi alternatif masyarakat desa,” tambahnya.

Demplot padi terapung dan ikan bensaian diharapkan dapat menjadi percontohan di berbagai kecamatan lain di Kutim.

Sinergi antara pemerintah daerah, desa, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan inovasi pertanian terpadu ini menuju kemandirian pangan desa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *