Kadis Pendidikan Kutim Ikut RDP DPRD, Bahas Laporan Pertanggungjawaban

Advertorial, Daerah1158 Dilihat

KUTAI TIMUR – Legislator Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim, Mulyono, pada Senin, 1 Juli 2024. RDP ini membahas laporan pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kutim tahun 2023, khususnya mengenai alasan mengapa terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) di Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Dalam pertemuan tersebut, Mulyono menjelaskan bahwa Disdikbud Kutim memiliki hutang pekerjaan yang belum terbayarkan. Meski demikian, pihaknya menyatakan kesiapan untuk menyelesaikan hutang tersebut.

“Kemarin sudah terlaksana, cuma belum sempat terbayarkan karena waktunya tidak cukup. Anggarannya kita punya, namun tenaga admin kita yang siap menyelesaikan. Tapi saat ini, kita siap menyelesaikannya,” ujarnya.

Selain itu, Mulyono juga membahas masalah dalam pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang disebabkan oleh kurangnya Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kutim. Untuk mengatasi hal ini, Disdikbud Kutim berencana membangun komunikasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur (Prov Kaltim).

“Kalau tingkat SMP sudah tidak ada masalah. Yang terkendala itu di SMA. Untuk itu, kami akan komunikasi dengan provinsi, karena tingkat SMA ini di bawah naungan provinsi,” terangnya.

Mulyono juga menyebutkan bahwa pihaknya akan menghibahkan tanah kepada Provinsi Kalimantan Timur untuk digunakan membangun sekolah. Namun, dewan meminta agar langkah yang diambil tidak hanya sebatas hibah.

“Ini akan kami coba follow up di provinsi. Setelah ini saya akan konsultasi lagi dengan provinsi. Jika memang diperkenankan, kami akan beri hibah tanah bangunannya. Kami juga akan mempelajari aturan mainnya, bisakah mendirikan bangunan lengkap dengan isinya,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa kekurangan sekolah tingkat SMA/SMK akan terus menjadi masalah tiap tahun jika tidak segera diatasi. Langkah untuk mengatasi kekurangan ini adalah dengan membangun sekolah baru.

“Minimal, dibangun SMA dan SMK masing-masing satu di Utara dan Selatan, itu sudah aman kita,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *